Kamis, 10 November 2011

MASALAH SOSIAL SAMPAH

Jakarta semakin padatpenduduknya, pastinya kitasemua tahu urusan itu. Secarakasat mata, kita bisa lihatfaktanya, tidak perlu repot-repot pakai hitunganmatematis ataupun datastatistik. Sebagai akibat daripopulasi yang meningkat, makadampak secara sosial maupunekonomis sangat terasa. Pun,dampak lingkungan setali tigauang.Pencemaran lingkungan diJakarta termasuk tinggidibandingkan dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia.Sampah contoh kasus yang tiaphari kita rasakan. Produksisampah di Jakarta begitutingginya, hingga pernahterjadi sampah tak terangkutsetelah lebaran. Pasalnya,transportasi pengangkutsampah yang tidak memadai,tenaga kerja yang juga sangatkurang, di samping terlalubanyaknya produksi sampahyang dibuang oleh wargaJakarta. Di sisi lain, tempatpembuangan akhir sampahyang juga menimbulkanbanyak masalah bagimasyarakat sekitar, seperti bauyang tidak sedap, pencemaranair tanah, yang keduanya dapatmenimbulkan berbagai macampenyakit dari mulai ISPA samapipenyakit kulit. Produksi sampahkota Jakarta mencapai 6.000ton per hari. Produsen sampahkota tersebut, berdasarkanjenis serta persentasenya,antara lain sungai (2 %), pasartemporer (5,5 %), PD Pasar Jaya(7,5 %), industri (15 %), jalandan taman (15 %), rumahtangga (58 %). Daripengelompokan tersebutterlihat bahwa sebagian besarsampah kota berasal darirumah tangga. Persentasesampah organik seperti sisamakanan, sayuran, buah-buahan, kertas, kayu mencapai65,05 %. Sedangkan sampahnon organik seperti plastik,styrofoam dan besi, sekitar34,95 %. (hendra aquan/jakartagreenmonster.com)Nah, mestinya sebagai wargajakarta kita harus sadarsepenuhnya, bahwa sampahmerupakan masalah seriusyang harus dicarikan solusinyasecara baik, benar dan damai.Segala masalah tidak harusmelulu di mulai dari kekerasanseperti kasus TPA di Bogoryang pada akhirnya merugikansemua pihak.Produksi sampah kota Jakartamencapai 6.000 ton per hari.Produsen sampah kotatersebut, berdasarkan jenisserta persentasenya, antaralain sungai (2 %), pasartemporer (5,5 %), PD Pasar Jaya(7,5 %), industri (15 %), jalandan taman (15 %), rumahtangga (58 %). Daripengelompokan tersebutterlihat bahwa sebagian besarsampah kota berasal darirumah tangga. Persentasesampah organik seperti sisamakanan, sayuran, buah-buahan, kertas, kayu mencapai65,05 %. Sedangkan sampahnon organik seperti plastik,styrofoam dan besi, sekitar34,95 %. (hendra aquan/jakartagreenmonster.com)Nah, mestinya sebagai wargajakarta kita harus sadarsepenuhnya, bahwa sampahmerupakan masalah seriusyang harus dicarikan solusinyasecara baik, benar dan damai.Segala masalah tidak harusmelulu di mulai dari kekerasanseperti kasus TPA di Bogoryang pada akhirnya merugikansemua pihak.

0 comments:

Posting Komentar